Pada abad ke-14
Lambung Mangkurat memerintah kerajaan Negara Dipa dengan wilayahnya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil/Kapuas, Biaju Besar/Kahayan, Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang berada dibawah para
Mantri Sakai, tidak termasuk wilayah Kotawaringin yang di masa itu merupakan kerajaan tersendiri.
Selanjutnya Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa. Pada abad ke-16, berkuasalah
Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan
Nyai Diang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Raja Maruhum memerintahkan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar
Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk, putri Dipati Ngganding dan Nyai Tapu puteri Mantri
Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting. Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah.
Sesuai traktat
13 Agustus 1787, Sultan
Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimatan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan
Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa (daerah Martapura sampai Tamiang Layang-Mangkatip) menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal
4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiqu Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
[sunting]Kondisi dan Sumber Daya Alam
Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembab yang dilintasi oleh garis equator.
[sunting]Keanekaragaman Hayati
Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah
Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.
[sunting]Sumber Daya Alam
Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.
Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain.
[sunting]Sosial Kemasyarakatan
Busana Adat Kotawarigin Barat yang dipengaruh budaya Melayu-Banjar dan Jawa.
Sebutan umum suku
Dayak yang ada di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju (dominan), suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah
Banjar Melayu Pantaimerupakan 24,20% populasi. Disamping itu ada pula suku
Jawa,
Madura,
Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.
[2]Suku Dayak di Kalimantan Tengah antara lain:
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal) terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:
- Bahasa Melayu
- Bahasa Banjar
- Bahasa Ngaju
- Bahasa Manyan
- Bahasa Ot Danum
- Bahasa Katingan
- Bahasa Bakumpai
- Bahasa Tamuan
- Bahasa Sampit[3]
- Bahasa kelompok minoritas :
- Bahasa Mentaya
- Bahasa Pembuang
- Bahasa Dusun Kalahien
- Bahasa Balai
- Bahasa Bulik
- Bahasa Mendawai
- Bahasa Dusun Bayan
- Bahasa Dusun Tawoyan
- Bahasa Dusun Lawangan
- Bahasa Dayak Barean
- Bahasa Dayak Bara Injey
- Bahasa Kadoreh
- Bahasa Waringin
- Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)
Seperti daerah lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat berbagai jenis agama dan kepercayaan yang menyebar diseluruh daerah ini, antara lain :
- Islam
- Kristen Prostestan
- Katolik
- Hindu Bali
- Budha
- Hindu Kaharingan
Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di daerah Kalimantan sehingga untuk dapat diakui sebagai agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai
Kahayan, sungai
Katingan dan hulu sungai lainnya.
Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah.
[sunting]Kabupaten dan Kota
Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Daerah Tingkat II, yaitu:
[sunting]Daftar gubernur
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan[4]
Kegiatan Utama | Februari 2006 | Agustus 2006 | Februari 2007 | Februari 2008 |
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih | 1.387.244 | 1.398.307 | 1.411.568 | 1.438.271 |
Angkatan Kerja | 991.764 | 944.266 | 1.100.430 | 1.077.831 |
Bekerja | 991.764 | 944.266 | 1.045.186 | 1.026.211 |
[sunting]Potensi Perikanan
Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.
Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.
Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta
direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki
pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan
mobil maupun
taksi.
[sunting]Seni dan Budaya
Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain:
Chordophone
Idiophone
- Berbagai jenis Gong
- Kangkanung
Membranophone
- Berbagai jenis Kendang (Gandang)
- Katambung
Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah:
- Karungut
- Kandan
- Mansana
- Kalalai Lalai
- Ngendau
- Natum
- Dodoi
- Marung
Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain:
- Tari Hugo dan Huda
- Tari Putri Malawen
- Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur
- Tari Giring-giring
- Manasai
- Tari Balian Bawo
- Tari Balian Dadas
- Manganjan
Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:
- Seni Pahat patung Sapundu
- Seni lukis
- Tatto
- Anyaman
- Seni dari bahan Getah Nyatu
[sunting]Seni bela diri
- Wadian
- Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
- Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
- Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
- Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
[sunting]Pakaian Pengantin
Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau
tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau
kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.
[sunting]Daftar Nama Kapolres di Wilayah Hukum Polda Kalimantan Tengah
- Kapolresta Palangka Raya: AKBP Andreas Wayan Wisaksono, SIK
- Kapolres Katingan: AKBP Teuku Saladin, SH
- Kapolres Kotawaringin Timur: AKBP Abdul Hasyim, SH, M.Si
- Kapolres Kotawaringin Barat: AKBP Nuryadi Purtono, SIK
- Kapolres Lamandau: AKBP Gusde Wardana
- Kapolres Seruyan: AKBP Gunawan Prijambodo, SIK
- Kapolres Sukamara: AKBP I Nyoman Artana
- Kapolres Kapuas: AKBP Wisnu Putra, SIK
- Kapolres Pulang Pisau: AKBP I Putu T Mahayana
- Kapolres Gunung Mas: AKBP I Made Dewa Butirwa, SST, MK
- Kapolres Barito Utara: AKBP Drs. Yan Frist Kaiway
- Kapolres Barito Selatan: AKBP Drs. Juhana Zulfan, MM
- Kapolres Barito Timur: AKBP Bermen J.P. Sianturi, SIK
- Kapolres Murung Raya: AKBP Yus Fadillah, SIK